cerita pendek


MIMPI SEORANG ANAK


karya: Anak Dungu


Fajar mulai menampakkan keindahannya, dimana aku terbangun dari tidurku yang nyenyak,  dengan masih menggenggam foto seorang anak yang sebaya denganku, menggunakan syal warna merah yang melilit lehernya,  bersama saudara kembarnya, -Diva, Vidi-. Aku beranjak bangun diri tempat tidurku menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku’utku, Segar…!!! Keluarlah aku dari kamar mandi, akupun berjalan menuju kalender, untuk melihat hari apa sekarang?? LLupa…!
“ kenapa rumah masih saja ramai?” tanyaku dalam hati. Ternyata hari ini, hari senin, ayahku libur kerja, adikku tidak mau berangkat sekolah, tinggal aku yang akan berangkat sekolah sendiri.
***
                Disekolah….”
Muthia tiba-tiba menghampiriku, yang baru saja duduk untuk merenggangkan badanku yang pada capek karna bersepeda untuk ke sekolah. “Muthia tampak ceria sekali hari ini? Akan tetapi…? apa alasan muthia menghampiriku dengan senyumanya itu?”, tanyaku dalam hati kecilku yang sensitive ini. Sesaat itu juga, aku melihat sesosok orang yang menjadi idaman banyak cewek, dia mengenakan tas warna coklat, rapi! Tumben…,  mempunyai lesung pipit, tinggi, berkulit indah. Siapa lagi….kalo buakn vidi sang idola sekolah.
                “ o..alah itu sebabnya mengapa kamu seceria  ini”, kataku pada muthia..
                “ iya!
“ anak itu kelas IX kan ti ? bukannya dia kembarannya Diva ?? Tapi kenapa  Diva beda banget sama Vidi??”-:( Bingung menbedakan…!!):
“ Padahal mereka kan saudara kembar !! Tapi tak apalah yang penting keduanya sama pintarnya, jawab muthia sekaligus dengan pertanyaan yang membosankan.!! -:(Aneh..!!
                “ Iya Vidi anak kelas IX E, Diva memang kembaranya Vidi. Pada waktu kecil Diva pernah mengalami kecelakaan dan yang mengharuskan mukanya untuk di operasi platik gara-gara terkena pecahan kaca…!!   O..iya ..BTW gimana keadaan Diva di kelasmu muth?, tanyaku sedikit malu.. tersenyum.!!
“ kamu tau dari mana, kalau Diva itu pernah mengalami operasi plastik? Trus ngapain kamu Tanya-tanya tentang Diva waktu di kelas?  Hayyyoo…. Jangan-jangan…. Kamu suka Diva ya??? Jawabnya sedikit menggoda, alias “meledek”
“ Aku tau dari Vidi, aku pernah tanya ke dia, kenapa kok dia sama Diva itu berbedah, dan dia menjawab tentang kejadian itu, dan akhirnya aku cerita-cerita sama dia dech!!! Trus, kalu aku tanya- tanya tentang Diva.., itu, gara-gara Vidi menyuruhku untuk mengawasi adeknya. Sebenarnya aku sech nggak mau tapi mau gimana lagi… heheheheh… !! jawabku membalasnya.
“ O… BTW kamu deket banget iya sama Vidi?, padahalkan kamu sama vidi beda kelas, kamu IX c dan Vidi IX e!!!,
“eh Ti!!! Aku mau ngomong jujur sama kamu, tapi kamu jangan ketawain aku iya??? Jawabnya dan tanya kembali (sambil tertawa).
“  Iya.. apa?? Ayo cepet bilang, mau ngomong apa…? pasti aku akan mendengarkan kok tapi dalam hati…hehehehe !!.
Eits…. jangan bilang kalau kamu suka sama Vidi? Jawabku pada sohib satuku itu.
“ Iya … hehehehehe…” jawabnya sambil mukul pundakku.
                Lalu, Muthia beranjak dari tempat duduk  kami semula, dan berjalan menuju pintu karna jam pelajaran akan segera di mulai, dan berkata terakhir kali saat ini” nanti kita sembung lagi ya???”
Akupun mengerti apa maksudnya…Ltersenyum sipu):
***
                Teng… teng…. Teng…bel pulang berbunyi. Aku, Muthia, dan Diva pulang bersama menuju parkiran untuk mengambil sepeda. Tiba-tiba aku melihat Vidi yang sedang berdiri disebelah tiang penyangga atap parkiran, tak tau mau apa dia, tapi….??? L merasakan kejanggalan….
                “Ra… sini sebentar deh!! aku mau ngomong sama kamu, bentar aja…, bentar kok.!!” panggilnya sedikit tak konsen. Dan sedikit bengong.
                Akupun beranjak menghampiri Vidi,  Diva dan Muthia menungguku ditempat kami mamarkir sepeda biasanya. Aku tak tau Vidi mau ngomong apa padaku, intinya dia lagi butuh aku. Lterkadang takut untuk…. ):
                “ why, Vid??” tanyaku(sedikit sombong sambil berbahasa inggris…)
                “ Ehm….. gimana ya ngomongnya.? Intinya tolong adikku, karena adikku sekarang lagi menderita penyakit yang mungkin udah gak tertolong kecuali dia mau dioprasi, tolong jaga dia selama di kelas dan bilang juga sama temanmu itu. Dia juga suruh jaga adikku waktu di kelas, dia nggak boleeh kebanyakan mikir… “takutnya entar tambah parah sakitnya”, kata dokter. Ayah dan Ibukujuga sibuk, jadi mereka jarang di rumah. Sekali lagi maaf udah merepotkan kamu dan teman-temanmu” katanya.
                Setelah mendengar itu dari Vidi, aku merasa shock. Makanya, begitu sayangnya  Vidi pada adiknya. Tiba-tiba terdengar suara sepeda jatuh berurutan dan aku mendengar suara jeritan, jeritan seorang perempuan _-Muthia-_.
                “ tolong…tolong…tolong..” jerit Muthia.
                Aku berlari kencang bersama Vidi untuk melihat ada apa..!! dan ternyata temanku –Diva- pingsan.
                “ Diva bangun…..” kataku.
                “ Diva bangun …. Ini Vidi… ini Vidi… Diva bangun… pliiss…pliiss” kata Vidi.
Tanpa berfikir panjang segeralah aku menyuruh mutia untuk memanggil salah satu guru di SMP ku, oh ya!!! aku tadi belum cerita tentang SMPku, aku sekolah di SMP Sandy Putra Malang.  Tak lama kemudian muthia datang bersama guruku-Pak Alfan dan Pak Ari-, datang dengan sedikit berlari lari.
“Tiara tolong jaga Vidi sebentar sedangkan Muthia bantu bapak untuk membawa Diva ke mobil pak Ari”!!,kata pak Alfan.
“Begitu sabar kamu Vid, melihat adikmu yang sedang sakit begini, kamu masih saja menemaninya!!”kataku dalam hati keciku. Sambil tersenyum sipu pada vidi.
***
Sesampainya aku dan Vidi dirumah sakit dimana Diva dirawat, aku langsung bertemu dengan Muthia dan pak Alfan dengan wajah yang sangat lemas seperti sedang terjadi sesuatu. Aku berjalan menuju pak Alfan sedangkan Vidi masih duduk diruang tungu resepsionis karna keadaan yang kurang memungkinkan..
“Pak Alfan, ada apa dengan Diva?? Mengapa Pak Alfan dan Mutia berwajah murung seperti ini “ kataku pada pak Alfan.
“Kata dokter’ Diva harus dioprasi karna penyakitnya yang semakin parah. Dan juga jika Diva tidak segera dioprasi hidupnya tinggal dihitung bulan bahkan hari” kata pak Alfan
“Memangnya Diva mengidap penyakit apa, pak!!??” tanyaku
“Diva ….Diva… mengidap penyakit kangker otak…”jawab pak Alfan sedikit ketakutan karna anak didiknya yang paling disayangi mengidap penyakit yang membahayakan dan mungkin juga tak bisa melihatnya kembali untuk selamanya….!!! .
Aku dan Muthia hanya bisa diam membisu setelah mendengar perkataan itu. Teman yang slalu kubanggakan, yang slalu buat aku dan mutia gembira,yang slalu pendukung kami agar tidak pantang menyerah, harus pergi begitu saja meninggalkan kami disaat kami juga membutuhkannya. Tiba tiba Vidi berada di sebelahku dan mengajakku dan Mutia untuk keruangan diva. Kami bertiga berjalan menyusuri korodor koridor rumah sakit dengan posisi muthia didepan, karna muthia yang tau dimana, diruang mana Diva dirawat. Sampainya kami disana aku dan muthia hanya diam dan tak bisa apa apa, melihat Diva yang sedang koma dan vidi sendiri menangisi adiknya yang sedang koma.
“Diva bangun…. Ini kakak….!!” Kata Vidi
Karna aku tak tahan melihat itu,!! Aku dan Muthia memilih untuk pulang kerumah dan besok menjenguknya lagi . aku dan mutia berpamitan pada vidi untuk pulang dulu.
“Vid aku dan Mutia mau pulang dulu, lain kali kami jenguk lagi!!” kataku sambil sambil membawa rasa sedihku yang tak bisa hilang dari hati kecilku yang terdalam.
Sedangkan Vidi hanya diam saja dan menjawabku dengan anggukannya saja. Mungkin ia mengisyaratkan kata iya!!!
***
Sudah beberapa hari  Diva dan Vidi tidak masuk sekolah.  Aku dan Mutia merasa kesepian karna biasanya Diva yang slalu menggoda dan buat kita tertawa bersama, senang, duka dan bahagia kita tanggung bersama, eh malah sedang koma dirumah sakit. Tiba tiba aku melihat Vidi berjalan menyusuri koridor koridor kelas di sekolahku. Sepertinya dia sedang mencari seseorang, seseorang yang mungkin sangat dekat dengannya atau dia mau…!!??
“Ah gak mungkiin…, dia gak mungkin mencariku dan Muthia, mungkin dia sedang mencari guru untuk bertanya mengenai pelajaran!!!”kataku dalam hati. Penasaran…L
Tapi ternyata tidak.!!! ia terus berjalan melewati ruang guru dan sepertinya ia menuju kearahku dan Muthia yang sedang duduk duduk didepan kelas sambil berbincang bincang mengenai kaadaan Diva dirumah sakit. Benar,..!! dia memang sedang mencariku dan Mutia.
“Ada apa Vid??, mengapa kamu sedang bersedih, ada apa dengan Diva? Ayo cerita?”kata Mutia pada Vidi sambil menunjukkan raut wajah yang ketekutan.cemas…!!.
“Ayo jawab dan maap ya… jika kami sudah beberapa hari tidak menjenguk kamu dan diva di rumah sakit ..!!. kami mohon maap, karena disekolah kami banyak tugas dan banyak ulangan jadi kami gak bisa jenguk kamu dan diva. Barusan saja aku merencanakan untuk pergi ke rumah sakit untuk jenguk kamu dan diva, tapi ternyata kamu yang duluan kasini…!! Memangnya ada apa sih…?? Cerita donk…!!?? Kita kan teman,,.” Kataku pada Vidi
Tiba tiba Vidi menangis dan hampir saja pingsan, karna sepertinya dia lagi sedih dan pernafasannya juga sesak!!! Tak lama kemudian, Vidi menyerahkan selembar kertas warna merah kepadaku.
“Ini dari Diva, mungkin ini pesan terakhirnya  untuk kamu dan Muthia!! Katanya maaf hanya bisa ngasih ini saja!! ”kata Vidi padaku dan pada muthia yang ada disebelahku.
Aku tak mengerti apa maksud dari perkataan yang Vidi katakana padaku, begitu juga dengan mutia yang bingung atas perkataan yang telah diucapkan Vidi tadi padaku dan Mutia sendiri. Kamipun saling berpandangan karna kebingungan.
“Memang ada apa dengan Diva?? Diva baik baik saja kan..???” tanyaku pada Vidi sedikit memaksa.
“Diva baik baik saja keadaannya, dia sekarang sudah beristirahat dengan tenang untuk selamanya. Mungkin ini yang terbaik untuknya dan untuk kalian juga” katanya sedikit tersedu sedu karena habis menangis.
“Maksudmu Diva meninggal..?? Apa benar itu?? Plis jangan bohong padaku, Vid? Ayo jawab apa benar Diva meninggal..???aku berharap kamu bilang tidak,” kataku memaksa Vidi untuk menjawab semua pertanyaanku.
“Iya …itu semua benar… maafkan aku Ti maafkan aku Mut..aku gak berniat menyakitimu. Dan kata Diva tolong baca surat itu setelah aku memberikannya padamu dan pada Mutia. Dan kata Diva pula jangan pernah bersedih selama aku gak ada disisi kalian untuk slamanya…., Diva slalu ingin buat kalian senyum..jadi jangan bersedih ya……”jawab Diva.
Tak lama beberapa saat Vidi berkata seperti itu, aku dan muthia langsung membuka isi surat itu.



To: Tiara dan Muthia
 Assalamualikum,w w
                        Kalian jangan pernah bersedih, ini pesanku, turuti aku dan terima apa mauku…..
Bayangku akan slalu ada dalam hatimu dan akan menjadi kenangan yang terindah bagimu…..
Hanya kata maaf yang bisa kuberikan,…..???
Aku akan slalu tersenyum untuk kalian selau..
Burung akan sampaikan nada dariku..!!
Anginpun akan menerbangkan rasa sayang untuk kalian slalu…….
Kukirim semua dari surga untukmu sahabatku….
Yang mungkin akan merindukanku slalu dihati kecilnya…..
Maaf, Maaf, dan Maaf yang hanya bisa kusampaikan……
SLALU….!!
                

            Aku tak sadarkan diri hingga aku meneteskan air mata setelah membaca surat itu begitu pula Muthia.
 Kring…kring….kring…..
Jambeker kesayanganku yang sudah menemaniku selama 3 tahun(tua)berbunyi dengan kencangnya ke telingaku, ah…J malas..
 Aku terbangun dari tidurku yang sedikit tidak begitu menyenangkan dan segera mengambil air wudhu untuk sholat subuh berjamaah bersama kedua ortuku. Setelah sholat, akupun sedikit termenung dan sepertinya ada yang menjanggal dalam pikiranku ”mimpiku” yang mungkin buat aku bingung dan…. Ltakut.
Dalam hati berucap “Begitu menyedihkan sekali mimpiku!!!, untungnya itu cuma mimpi yang singgah dalam tidurku.. yang terkadang itu menyakitkan bahkan terkadang buat aku berbunga  bunga.”
“Semoga saja besok mimpi yang singgah di tidurku itu lebih baik dari ini….Amin…!!” kataku kembali sambil tersenyum lebar.
“Hemmmmmm…..”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebijakan Teknologi Informasi (IT Policy)

Perbandingan antara model bisnis tradisional dan online/digital

Contoh Kasus Perbuatan yang Dilarang Sesuai dengan Pasal 27 Sampai 37 UU ITE (11/2008)